Ponsel Android Layar Cekung Pertama - Samsung Galaxy Round

Rumor mengenai kesiapan Samsung untuk memproduksi smartphone berlayar cekung akhirnya terbukti sudah. Akhirnya dipastikan bahwa Samsung telah siap menghadirkan smartphone berlayar cekung pertamanya Samsung Galaxy Round. Samsung telah resmi memperkenalkan Galaxy Round pertama kali di negara asalnya, Korea Selatan.

Samsung masih ingin mengetahui terlebih dahulu respon masyarakat di negara gingseng tersebut. Jika dirasa feedback yang didapat besar, maka Samsung dipastikan akan melucnurkan Galaxy Round ke pasar Internasional.
Fitur yang ada di dalam Galaxy Round sementara ini memang cocok dipakai di Korea Selatan saja. Misalnya dukungan koneksi LTE-Advance yang tersedia di dalamnya, fitur tersebut dapat dipakai secara optimal karena di Negeri Ginseng teknologi tersebut telah dibuka untuk kebutuhan komersial.
Samsung Galaxy Round diperkenalkan dengan ukuran layar 5.7 inci beresolusi full HD 1080p. Smartphone ini dibekali dengan persentaan gahar prosesor Wxynos Quad Core 2.3GHz yang dipadukan dengan RA 3GB. Dibagian belakang terdapat sebuah kamera 13 megapiksel yang dikawal baterai berkapasitas 2.800 mAh.
sumber : http://sidomi.com
Ponsel yang memiliki berat 154 gram ini berjalan menggunakan sistem operasi Android 4.3 Jelly Bean yang dipadukan dengan antarmuka Nature UX. Di negara asalnya Korea Selatan, harga Samsung Galaxy Round dibanderol sekitar Rp 11 jutaan.

Dominasi iPhone Mulai Dekati Android


Persaingan pada pasar telepon pintar semakin ketat. Ponsel iPhone mencoba memperkecil dominasi ponsel berbasis sistem operasi Android. Hingga pertengahan Agustus kemarin, lembaga survei ComScore mencatat bahwa pangsa pasar ponsel iPhone naik dari 39,2 persen menjadi 40,7 persen atau naik 1,5 persen.

Adapun pangsa pasar Android masih mendominasi, walau sedikit tergerus dari 52,4 persen menjadi 51,6 persen atau turun 0,9 persen.

"Kenaikan pangsa pasar iPhone ini terjadi sebelum peluncuran dua ponsel Apple terbaru, yaitu iPhone 5c dan iPhone 5S," demikian situs Zdnet menulis, pada 7 Oktober 2013.

Nahas dialami BlackBerry. Produsen ponsel pintar asal Kanada ini harus puas karena pasarnya tergerus 4,8 presen menjadi 4 persen atau turun 0,8 persen. Sedangkan ponsel berbasis Windows Phone naik dari 3 persen menjadi 3,2 persen. Ponsel berbasis sistem operasi Symbian juga mengalami "musibah". Ponsel besutan Nokia turun dari 0,4 persen menjadi 0,3 persen.

Meski pangsa pasar iPhone di Amerika Serikat kalah dengan Android, popularitas merek iPhone masih menempati peringkat teratas dengan 40,7 persen. Peringkat merek itu kemudian diikuti ponsel Samsung dengan 24,3 persen, dan HTC, Motorola serta LG. Total pengguna ponsel cerdas di negara ini mencapai sekitar 145 juta orang atau setara dengan 60,8 persen penetrasi pasar.

Para pemilik ponsel ini, mayoritas mengunjungi situs Google saat berinternet, yaitu mencapai 92,2 persen, diikuti Facebook 84,6 persen dan 83,2 persen ke Yahoo. Hanya sekitar 68,6 persen pengguna mengunjungi Amazon untuk berbelanja. Situs Twitter tampaknya belum muncul pada hasil survei ini.
Persaingan pada pasar telepon pintar semakin ketat. Ponsel iPhone mencoba memperkecil dominasi ponsel berbasis sistem operasi Android. Hingga pertengahan Agustus kemarin, lembaga survei ComScore mencatat bahwa pangsa pasar ponsel iPhone naik dari 39,2 persen menjadi 40,7 persen atau naik 1,5 persen.

sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/10/07/072519765/Domnasi-iPhone-Mulai-Dekati-Android

BBM for Android Tak Kunjung Dirilis, Aplikasi Lain Jadi Idola

Jumlah pengguna BBM ‘resmi’ di Blackberry sekitar 60 juta pengguna. Angka tersebut memang cukup tinggi. Namun bila dibandingkan dengan jumlah pengguna aplikasi pesan instan lain tidaklah cukup tinggi.
Kik Messenger misalnya, aplikasi ini miliki 80 juta pengguna. Jika dibandingkan dengan aplikasi pesan instan populer lain, WhatsApp, bahkan telah menyentuh 300 juta pengguna. LINE, WeChat, dan KakaoTalk juga miliki jumlah pengguna hingga ratusan.
Nama-nama tenar macam WhatsApp, LINE, WeChat, KakaoTalk, dan ChatON bukan hanya sekadar hadir untuk meramaikan jagat aplikasi pesan instan. Mereka juga tawarkan pelabgai fitur-fitur unggulan yang tak kalah gahar dengan BBM.
Terkini, ChatON, aplikasi pesan instan besutan Samsung juga mampu menembus angka 100 juta pengguna. Bahkan aplikasi ini digunakan di 237 negara dengan ketersediaan 63 bahasa. Ini semakin menasbihkan jika meski pesona BBM masih tinggi dan kemungkinan pengguna memilih aplikasi lain juga cukup besar.
Bisa dikatakan, keeksklusifan BBM yang hanya di Blackberry seakan jadi bumerang. Tatkala mereka berjanji merilis BBM lintas platform namun tak kunjung diluncurkan, pengguna juga seakan adem ayem. Jadi, jangan salahkan pengguna jika mereka siap – atau bahkan sudah – pindah ke aplikasi lain.

BlackBerry, BBM Versi Desktop

Banyak orang yang memiliki lebih dari satu perangkat misalnya ponsel, tablet dan komputer dan ingin menggunakan layanan yang sama pada tiga perangkat tersebut. Saat ini hal itu hampir tidak mungkin. 


Pertimbangannya, Sebagian besar pelanggan BlackBerry adalah klien perusahaan, dan mereka menghabiskan banyak waktu di belakang meja dan komputer. Keputusan ini dinilai oleh banyak pihak sebagai langkah yang tepat.
Setelah menginstal aplikasi BBM desktop, pengguna harus menghubungkan ponsel mereka dengan komputer. Salah satu caranya dengan memanfaatkan jaringan Wi-Fi. Nah, jika Anda berada di sebuah kedai kopi dan ingin mengirim pesan secepatnya dari laptop, pertama-tama Anda harus menemukan cara untuk menghubungkan ponsel ke komputer. Cara ini mirip dengan melakuan BBM di PlayBook.
Mengirim pesan haruslah mudah dan bisa dilakukan dimana saja dan memakai perangkat apa saja. Itu sebabnya membatasi BBM hanya ke salah satu jenis gadget adalah salah satu 'keslahan' BlackBerry yang harus diperbaiki. 
Belum dipastikan kapan BBm versi desktop akan diluncurkan. LAyanan seperti Whatsap belum memiliki versi desktop, sehingga posisi BBM akan sedikit lebih baik di ranah komputer meja. 
Namun BBM versi desktop harus lebih atraktif dengan fungsi yang lebih banyak untuk menarik minat calon pengguna. Jika tidak, para penunggu BBM versi desktop akan mulai mengunistalnya dengan rasa kecewa.